PARA PENGHAFAL AL QUR'AN YANG KESURUPAN
PARA PENGHAFAL AL-QUR'AN YANG KESURUPAN.
Alhamdulillah,
Segala puji bagi Allah yg memberikan nikmat atas semua makhluknya.
Tidak di ragukan lagi,
Bahwa membaca al-qur'an akan di beri pahala setiap hurufnya,
Apalagi sampai menghafalnya dari mulai juz 1 sampai 30 secara lancar.
Tak terbayang berapa besar pahala yg di dapatkan,
Bahkan di akhirat kelak, bisa menjadi wasilah syafaat untuk keluarga.
Namun tahukah anda,
Dari keutamaan menghafal al-quran seperti :
1. Menambah iman
2. Menguatkan aqidah
3. Menentramkan kalbu
4. Menghindarkan gangguan syaitan
5. Menyehatkan badan
6. Memiliki kedudukan tinggi di hadapan manusia
7. DLL
Ternyata masih banyak di antara mereka yg mudah kesurupan,
Terkena gangguan jin,
Tertimpa sihir
Dan emosinya nggak ketulungan lagi,
Bahkan perilakunya kadang lebih ngeri dari gambaran setan yg kita dapati,
Yg kata orang amit-amit jabang baby.....
Mungkin bisa kita simak beberapa kasus atau cerita di bawah ini.
Kisah pertama,
Pada salah satu agenda pelatihan ruqyah,kami dapati salah satu peserta ikhwan bereaksi meronta-ronta seperti ular, seakan-akan mau muntah namun susah di keluarkan, di coba beberapa kali tetap ada halangan
Dituntun dzikir dan doa ruqyah,tetap saja meronta-ronta, didampingi orang tuanya, remaja tersebut ditangani perlahan-lahan agar tidak terlalu capek.
Peserta tersebut masih remaja SMP,bahkan masuk dalam pesantren tanfidz qur'an dan sudah hafal beberapa juz dari al-qur'an,
Melihat keadaan seperti itu,
Kami minta semua keluarga berkumpul agar bisa bertanya lebih jauh dan kami konseling semuanya.
Setelah berbincang-bincang mengenai sebab gangguan jin, benda azimat, nasab atau leluhur, mulailah kami gali psikis remaja tadi,
Ternyata selama ini beliau banyak mengalami kecemburuan dari kawan-kawan nya, dan juga tekanan dari sikap orang tua,
Karena kasih sayang dan kawatir berlebihan orang tua, maka anaknya banyak di larang aktivitas,
Baik olah raga, kegiatan sekolah, apalagi main, dah jadi larangan keras,
Sehingga remaja tersebut stress, bahkan kadang sering pingsan sendiri bila melihat kawan-kawannya bermain atau olah raga,
Dia takut larangan dari ortunya, sehingga menghafal al-qur'an atau menuntut ilmu hanya sebatas melaksanakan kewajiban dan perintah orang tua, tanpa penghayatan dari hati sendiri.
Setelah semua unek-unek dan keinginan terpendam keluar semua, mulai lapanglah hatinya,
Ketika di ruqyah kembali, reaksi dan keadaannya tidak seperti ruqyah pertama kali.
Alhamdulillah.
Kisah ke 2 :
Pada suatu ketika kami diminta bantuan untuk meruqyah santriwati tanfidz di suatu daerah,
Ketika berlangsung program tahfidz, ada salah seorang santriwati yg kesurupan, musyrif atau pembimbing nya pun bingung,
Bagaimana tidak bingung, sudah di ruqyah dari pagi sampai malam tidak sadar-sadar, bahkan mungkin surah al-baqarah sudah di khatamkan belum juga berpengaruh.
Tambah panik suasana,
Bacain al-qur'an sudah,
Gantian menuntun dzikir juga sudah,
Di doakan kesembuhan sudah juga,
Apalagi ya ?
Panik dan bingung pasti bertambah.
Qodarullah,
Kami baru bisa penuhi panggilan tersebut malam hari setelah isya'
Setelah bertemu musyrif atau pembimbing tahfidz,
Ditunjukkanlah kepada kami ruangan santri wati tersebut,
Masih dalam keadaan berbaring tidak sadar dan meracau tidak karuan.
Kemudian mulai kami bacakan doa ruqyah beberapa menit,
Keadaan masih sama, tetap tidak sadar dan meracau tidak jelas,
Lalu istri ambil alih penanganannya,
Dan di tekan di beberapa titik meridian anggota tubuh yg kemungkinan merupakan tempat jin bersembunyi.
Tahap awal penekanan anggota tubuh reaksi nya hanya berkata tidak jelas dan teriak-teriak saja,
Di coba panggil namanya untuk menyadarkannya tapi masih lemah,
Maka kami tanyakan sifat santri wati tersebut kepada kawan-kawan nya,
Tentang akhlak, perilaku, keadaan keluarganya, hubungan dengan orang tua, keseharian beliau, juga tujuan mengikuti program tahfidz.
Akhirnya sedikit kami mengerti,
Bahwa sifatnya pemarah,
Egonya terlalu tinggi,
Merendahkan kawan kawan serta pembimbing tahfidz putri sering di lakukan,
( karena merasa berasal dari keluarga yg berkecukupan juga berpengaruh )
Sifat terlalu manja,
Sering berantem dg orang tua,
( bahkan sampai juga kepada kami kabar bahwa orang tuanya tidak peduli lagi dg langkah yg di ambil karena susah di nasehati )
Hanya sebatas memberi fasilitas yg di inginkan saja.
Kemudian terapi kami lanjutkan,
Ketika di lihat sudah mulai ada kesadaran dari santriwati tersebut,
Kami bimbing untuk istighfar dari dosa, namun mulutnya masih diam saja,
Kami nasehati untuk taubat dari sifat-sifat buruknya,
Berlaku lemah lembut,
Memaafkan orang-orang yg berbuat salah,
Tetap saja diam dan cuek.
Lalu kami coba mendudukan dia agar lebih mudah berbincang bincang,
Dan kami minta salah satu pembimbing akhwat membantu kami,
Ehh..
Tiba tiba santri tersebut malah ngomong dengan ketus pada yg ingin membantunya,
"Ngapain ingin bantu saya ?
Kamu mau upah apa dari saya ?
Cepat bilang saja !!
Kami pun tersentak kaget,
Eeiiiittt dah bocah,,
Auukk ahhhh..
Dongkol juga perasaan kami waktu itu, pingin deh di tinggalin aja.
Kalau sudah begini, kadang porsi nasehat di sesuaikan dg keadaan,
Yo wis lah,
Kita omeli saja, kita marahi dan kita peringatkan keburukan sifatnya,
Panjang lebar sampai bibir dower, akhirnya malu juga tuh santriwati, di ingatin sombong dan angkuhnya,
Cengar - cengir saja, dan berangsur angsur keadaannya pulih seperti sedia kala.
Alhamdulillah,
Dari pagi sampai malam tidak sadar karena kesurupan, sudah sadar kembali sepenuhnya.
Langsung aja salah tingkah di dekat kami,
Karena tugas kita sudah selesai, yaitu menyadarkan saja,kita pamit pulang.
KISAH KE TIGA.
Pada suatu waktu kesempatan ada seorang ustadz menghubungi kami untuk meruqyah dirinya.
Beliau menceritakan apa yg menimpanya,
Dari keadaan dan perasaan kurang nyaman,
Gelisah
Was - was
Mimpi buruk
Kurang khusuk
Dll
Awalnya sih kurang pede,
Ana harus meruqyah seorang mu'allim ( pengajar ) pesantren tahfidz,
Lulusan madinah pula,
Bismillah sajalah, semoga banyak memberikan manfaat.
Setelah ketemu,
Akhirnya kami mengobrol tentang ruqyah,
Manfaat ruqyah secara global,
Apa yg harus di perbuat seseorang yg di ruqyah,
Dan kaitan-kaitan lain tentang ruqyah,
Setelah itu, barulah lanjut untuk proses ruqyah.
Proses ruqyah selalu kita jelaskan dan awali dg istighfar,
Baru mulai istighfar saja,
Langsung terkapar kesakitan dan mulai gerak-gerak sendiri,
Mulutnya terkunci seakan-akan mau muntah tapi tidak bisa,
Menjerit- jerit kecil bersuara perempuan,
Dilanjutkan proses bacaan beberapa saat, lalu saya hentikan.
Sejenak ruqyah saya hentikan dan bertanya lebih lanjut,
Saya tanya tentang jimat, apakah dahulu pernah memilikinya ?
Beliau mengatakan tidak punya,
Saya tanya pihak orang tua, apakah mereka berdua memiliki jimat ?
Agak kaget juga beliau dg pertanyaan saya,
Agak ragu beliau menjawab, karena pertanyaan saya adalah hal yg tabu bagi beliau, bisa jadi juga merupakan aib bila di jelaskan.
Saya meyakinkan beliau bahwa ruqyah adalah pengobatan dg menghilangkan akar masalah,
Akhirnya beliau menjelaskan bahwa ibunya masih sering melakukan adat jahiliyah,
Sering pergi ke dukun tentang suatu perkara,
Meminta ini dan itu dari dari tukang sihir,
Dan masih banyak lagi hal yg berkaitan tentang muamalah syirkiyyah.
Baiklah,
Diskusi saya hentikan dan dilanjutkan proses ruqyah kembali,
Reaksi ruqyah tidak lagi terlalu frontal, namun sering kesakitan di bagian dada,
Kami Tuntun berdoa di hilangkan penyakit,
Sambil di usap-usap bagian belakang punggung, terasa ada sesuatu yg terlepas,
Akhirnya ruqyah saya hentikan dan dilanjutkan konseling.
Saya tanya adakah amarah atau sesal dan kesedihan yg di pendam kepada orang lain ?
Beliau mengatakan tidak ada.
Saya tanya lagi adakah sesuatu yg di pendam terhadap orang tua ?
Agak bingung beliau mau bercerita, namun akhirnya beliau cerita juga,
Beliau masih ada rasa kecewa terutama dg ibu beliau,
Sejak kecil beliau di perlakukan seperti bukan anak sendiri, sering di pukul dan di bentak,
Kadang cemburu melihat teman sebayanya, bila pergi disayang, dimanja, dan diajak bercanda,
Namun beliau ketika kecil, melakukan sedikit salah saja, hukuman berat menimpanya, bahkan pernah di pukul sampai jatuh terkapar,
Terkadang angan-angan masa lalu masih saja teringat.
Sementara ruqyah di hentikan,
Ana anjurkan untuk lebih ikhlas dan istighfar dari kesedihan yg di pendam
Alhamdulillah,badan terasa ringan, ujar beliau.
Dari beberapa kisah diatas, ada faidah yg bisa kita ambil :
1* ruqyah adalah obat, galilah penyakit dari akarnya.
2* setiap orang bisa tertimpa musibah, tidak peduli apapun statusnya, baik santri, orang awam, penghafal al-qur'an, bahkan ustadz sekalipun.
3* jangan meremehkan gangguan / musibah,
baik penyakit fisik, sihir atau sebagainya, karena rasulullah pun pernah terkena sihir.
4* ruqyah bukan sekedar bacaan, melainkan juga nasihat dan motivasi.
5* setiap ilmu sudah ada bidangnya tersendiri, bahkan ruqyah juga ada kekhususan ilmu di dalamnya.
6* penyakit hati berupa ujub, sombong, angkuh, amarah, sedih, stress, takut, kecewa dll merupakan pintu setan.
Maka tutuplah pintu tersebut agar gangguan setan hilang dari tubuh manusia.
7* banyaknya bacaan dan hafalan al-qur'an bukan jaminan seseorang terbebas dari gangguan, semua kembali kepada pribadi masing-masing
8* penyakit hati menghilangkan barakah al-qur'an, bisa jadi banyak hadapannya tapi kandungannya tidak meresap sedikitpun didalam hati.
9* tidak semua gangguan jin berasal dari luar orang yg terkena gangguan, bisa dari sebab diri sendiri.
10* Ruqyah terkadang tidak di tentukan dengan lama dan panjangnya bacaan, tapi bagaimana kita paham tentang masalah.
11* berapa lama pun kita meruqyah, kalau tidak paham akar masalah, hanya menambah panik dan bingung, bahkan kurang bermanfaat.
12* sesuaikan nasehat pada setiap keadaan, kadang kelembutan di perlukan, namun kadang perlu ketegasan.
13* SETIAP USTADZ BUKAN PERUQYAH, DAN TIDAK SETIAP PRAKTISI RUQYAH ADALAH USTADZ.
14* bila tidak memahami ilmu ruqyah, dianjurkan meminta tolong kepada ahlinya.
15* Tidak setiap ustadz yg mengisi kajian di majlis ilmu tertentu paham tentang ruqyah.
16* bagi yang tidak memahami ilmu ruqyah, hendaknya tidak berkomentar tanpa ilmu.
17* tidak mesti dalam ruqyah menghubungkan segala permasalah dengan gangguan jin / setan.
18* perbuatan dosa atau kesalahan juga merupakan sumber masalah dan gangguan.
19* trauma atau ketidak ikhlaskan terhadap peristiwa atau perbuatan seseorang merupakan buhul jiwa.
20* setiap konseling bukan bertujuan mencari aib / kesalahan, tapi mencari akar masalah.
21* setiap kasus terkadang menerapkan metode ruqyah yang berbeda sesuai kondisi.
22* tidak menggampangkan dalam urusan ruqyah, dg menganggap dan mengukuhkan diri hanya dengan bacaan al-qur'an saja.
23* pendapat yg mengatakan ruqyah cukup dg bacaan adalah BATHIL, menunjukkan pengucapnya jahil tentang ruqyah walau di gemari ustadz.
24* hidayah bukan kita yg menentukan, bukan karena nasab atau kekeluargaan, melainkan dari allah.
25* Masih banyak kita dapati, walaupun kita sudah mengenal sunnah, bahkan ustadznya sekalipun, namun keluarganya masih berkubang dalam kesyirikan.
26* perbanyak doa agar kita senantiasa dalam keistiqomahan
27* bila anggapan banyaknya hafalan al-qur'an menjadi tameng dari gangguan jin, bagaimana dg rasulullah ?
BELIAU BUKAN HANYA PENGHAFAL, NAMUN HAMBA ALLAH YG DI TURUNKAN AL-QUR'AN DARI ALLAH TA'ALA,
apakah anda lebih mulia dari rasul ?
Semoga sedikit tulisan ini bermanfaat bagi Antum semua.
Akhukum fillah
Dzikrul Hakim
Magelang
11 september 2016
RUQYAH MILIK UMMAT
BUKAN MILIK USTADZ
Repost
Dedi Saputra, CAHTM
Ruqyah QHI Klaten
WA 081578739566
Komentar
Posting Komentar