TRIK TRIK SETAN DALAM MENYESATKAN MANUSIA


TRIK-TRIK SETAN DALAM MENYESATKAN MANUSIA

.‼ Untuk menjerumuskan manusia, setan tidak serta merta datang dan memerintahkan perbuatan keburukan atau melarang perbuatan kebaikan. Setan akan pelan-pelan dan bertahap dalam menyeret manusia untuk keluar dari jalan Alloh. 

Setan akan merayu dan menggoda mereka. Inipun tergantung kekuatan iman seseorang. Semakin kuat iman seseorang, semakin licik setan menggodanya. Karena itu, cara setan itu sangat banyak dan beragam.
.
✅ Alloh berfirman,
.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
.
“Wahai orang-orang yang beriman, jangan kalian ikut langkah-langkah setan.” (QS. An-Nur: 21)
.
✅ Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa makna “langkah-langkah” adalah jalan-jalan dan setiap maksiat adalah langkah setan.[1]
.
‼ Belum lagi, setiap manusia memiliki qorin (teman) dari kalangan setan yang selalu menggodanya. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ
.
“Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.”[2]
.
✅ Imam An-Nawawi mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat peringatan keras terhadap godaan jin qorin dan bisikannya. Nabi memberi tahu bahwa dia bersama kita agar kita selalu waspada sebisa mungkin.[3]
.
✅ Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya, “Apa itu qorin?” Beliau menjawab, “Qorin adalah setan yang ditugaskan untuk menyesatkan manusia dengan izin Alloh. Dia bertugas memerintahkan kemungkaran dan mencegah yang ma’ruf. Sebagaimana yang Alloh firmankan yang artinya,
.
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْـفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
.
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 268)
.
✅ Akan tetapi, jika Alloh memberikan karunia kepada hamba-Nya berupa hati yang baik, jujur, tunduk kepada Alloh dan mengutamakan akhirat dari pada dunia, maka Alloh akan menolongnya sehingga qorinnya tidak bisa mempengaruhiny dan  tidak mampu menyesatkannya.[4]
.
‼ Berikut ini beberapa trik yang dilakukan setan untuk menyesatkan manusia:
.

➡ Pertama: Menghiasi perbuatan buruk sehingga terlihat baik

.
✅ Setan akan menghiasi perbuatan buruk sehingga tampak baik dan sebaliknya ia menjadikan perbuatan baik terlihat buruk. Kemaksiatan akan ditampakkan oleh setan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Sementara perbuatan baik akan ditampakkan sebagai sesuatu yang memberatkan dan melelahkan. Pada saat subuh misalnya, setan akan menggoda dengan membisikkan dalam hati, “Badan masih lelah, teruslah tidur.”
.
✅ Alloh berfirman yang artinya,
.
قَالَ رَبِّ بِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَـنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ
.
“Ia (Iblis) berkata, Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Al-Hijr 15: Ayat 39)
.

➡ Kedua: Menunda-nunda perbuatan baik

.
✅            Menunda-nunda kebaikan dan sekedar berangan-angan tanpa realisasi, adalah pangkal kebangkrutan. Ibnul Qoyyim berkata,
.
إن المنى رأس أموال المفاليس
.
“Sesungguhnya angan-angan (tanpa realisasi) itu adalah modal bagi orang-orang yang bangkrut.”[5]
.

➡ Ketiga: Meremehkan Perbutan Dosa dan Maksiat

.
✅ Manusia adalah makhluk yang lalai. Tidak hanya lalai dari mengerjakan amal kebaikan, namun juga lalai terhadap dosa-dosa. Lebih memilukan lagi jika sudah mengentengkan maksiat yang diperbuat. Seolah-olah dengan sikapnya itu, ia aman dari adzab Alloh di dunia maupun di akhirat. Anas berkata,“Sesungguhnya kalian melakukan suatu amalan dan menyangka bahwa itu lebih tipis dari rambut. Namun kami menganggapnya di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sesuatu yang membinasakan.” [6]
.
Seorang yang beriman sangat takut akan sebuah dosa yang dia lakukan, adapun seorang yang sering melakukan dosa sangat meremehkan dosa yang dia lakukan.
.

➡ Keempat: Menyulitkan Urusan Bertaubat

.
✅ Setan akan merayu, “Taubat itu berat, membutuhkan istiqomah, dan istiqamah itu berat”, “Jika kamu bertaubat, kamu akan dimusuhi banyak orang”, “Jika kamu bertaubat, maka kamu akan kehilangan banyak teman”, dan “Taubat tidak ada artinya, karena orang-orang juga tidak mudah percaya kepadamu disebabkan masa lalumu yang kelam.” Demikian setan terus membisikkan dalam jiwa manusia.
.
✅ Imam Ibnul Jauzi berkata,“Betapa sering terbersit di hati seorang Yahudi atau Nashrani kecintaan terhadap Islam. Namun Iblis senantiasa mengahalang-halanginya dan membisikkan ke hati mereka, ‘Jangan terburu-buru (masuk) Islam, pikirkan dengan seksama dan matang’. Sehingga mereka menunda-nundanya hingga maut datang menjemputnya dan mereka mati di atas kekafirannya. Demikian juga yang terjadi pada pelaku maksiat agar menunda-nunda taubatnya, iblis membuat mereka terhalang dari taubat melalui jalan syahwat sehingga mereka menunda-nunda taubat dan kembali kepada Alloh.”[7]
.

➡ Kelima: Menanamkan Sikap Pesimistis

.
            Jika seseorang ingin bertaubat, setan akan membisikkan dalam jiwanya, “Alloh tidak menerima taubatmu karena dosamu sangat banyak” atau “Bagaimana Alloh akan menerima taubatmu sementara kamu sudah melakukan dosa ini dan itu.”.
.
✅ Namun Alloh menyangkal was-was tersebut sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya,
.
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
.
“Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)
.

➡ Keenam: Menyulut Kemarahan

.
✅            Salah satu senjata setan untuk membinasakan manusia adalah marah. Dengan cara ini, setan bisa dengan sangat mudah mengendalikan manusia. Karena marah, orang bisa dengan mudah mengucapkan kalimat kekafiran, menggugat takdir, ngomong jorok, mencaci habis, bahkan sampai kalimat cerai yang membubarkan rumah tangganya.
.
✅ Oleh karena itu Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan dalam sabdanya,
.
لا تَغْضَبْ، وَلَكَ الْجَنَّةُ
.
“Janganlah kamu marah dan untukmu surga.”[8]
.

➡ Ketujuh: Memberikan Khayalan dan Memperdaya

.
✅ Alloh berfirman yang artinya:
.
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيْهِمْ ۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْـطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا
.
“(Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 120)
.
✅ Setan dengan menebarkan berbagai janji palsu, harapan-harapan tinggi dan tak-terjangkau, membuat manusia lupa terhadap berbagai realita kesehariannya yang ada di hadapannya. Demikian juga menyibukkan manusia dengan angan-angan yang tidak dapat dicapai. Jelas bahwa hasil dari perbuatan semacam ini adalah melupakan hari kiamat dan lalai dari mengingat Alloh.
.

➡ Kedelapan: Setan Mengajak Kepada Taklid (fanatisme) Buta

“Kiai-ku lebih pintar dari kamu!”, “Imamku-lah yang paling benar!”, ungkapan seperti ini sering kita dengar ketika ada nasehat disampaikan. Inilah penyakit taqlid  dan fanatisme golongan yang telah lama menjangkiti umat.
.
✅ Berbagai kebid’ahan tumbuh dengan subur di atas ketaqlidan dan kebodohan yang ada di tengah-tengah kaum muslimin. Hal ini juga disebabkan adanya para dajjal (pembohong besar) dari berbagai golongan (sempalan) yang mengklaim dirinya pengikut imam-imam madzhab yang telah dikenal. Padahal pengakuan mereka tersebut adalah kedustaan belaka.
.

➡ Kesembilan: Ghuluw (Bersikap Ekstrim) Dalam Beragama

.
            Ghuluw adalah Sikap yang berlebih-lebihan di dalam agama sehingga melampaui batas yang telah ditetapkan oleh syari’at baik yang berbentuk keyakinan maupun perbuatan.
.
✅ Syaikh Utsaimin mengatakan, “Ghuluw memiliki banyak macam. Di antaranya ghuluw dalam akidah, ghuluw dalam ibadah, ghuluw dalam muamalah (pergaulan), dan ghuluw di dalam adat. Contoh ghuluw dalam akidah adalah ghuluw ahli kalam (filsafat) yang mereka menyelami (ilmu tersebut) begitu dalamnya, sehingga terjatuh ke dalam kebinasaan yang pasti.
.
‼ Adapun ghuluw dalam ibadah (contohnya) seperti ghuluw Khawarij dan Mu’tazilah yang berpendapat (bahwa seseorang) keluar dari Islam apabila ibadahnya ternodai.
.
✅ Adapun ghuluw dalam muamalah contohnya mengharamkan perkara-perkara yang jelas halal dan melarang seseorang menambah lebih dari kewajiban-kewajibannya yang harus (dilaksanakan). Inilah bentuk ghuluw Sufi yang mengatakan bahwa barang siapa yang menyibukkan diri dengan dunia berarti bukan orang yang menginginkan akhirat. Mereka mengatakan, ‘Engkau tidak boleh membeli
sesuatu lebih dari kebutuhanmu yang sangat.’
.
‼ Adapun ghuluw dalam adat kebiasaan, contohnya engkau berpegang dengan sebuah adat kebiasaan yang menjadikan engkau terhalang untuk beralih kepada adat baru yang lebih baik dari adat semula, maka hal yang seperti ini adalah ghuluw yang terlarang.” [9]
.
✅ Itulah beberapa trik syetan dalam menggoda dan menyesatkan manusia sehingga menjadi orang-orang yang merugi dan binasa. Hendaknya kita selalu waspada terhadap tipudaya syetan dan senantiasa berlindung kepada Alloh l dari kejahatannya. Wallohu a’lam Bish Showaab.
.
[1]  Tafsir Ibnu Katsir: 1/479.
.
[2]  HR. Muslim: no, 7286.
.
[3]  Syarah Shahih Muslim: 17/158.
.
[4]  Majmu’ Fatawa: 17/427.
.
[5]  Madarijus Salikin: 1/456.
.
[6]  HR. Bukhari: no, 6492.
.
[7]  Talbis Iblis: hal, 559.
.
[8]  HR. Thabrani dan dinyatakan shahih dalam kitab shahih At-Targhib no. 2749.
.
[9]  Al-Qaulul Mufid, 1/482, secara ringkas.
.
Oleh: Ust. Hizbul Majid
.
Referensi : Majalah Lentera Qalbu

➡ AMBIL BAIKNYA DAN BUANG BURUKNYA

Demikianlah diantara KAEDAH yang BATIL terkait menuntut ilmu dan bermajlis ilmu. Sekilas ungkapan tersebut nampak BIJAK, ADIL dan TOLERAN , namun kalau di cermati sungguh sangatlah keliru, hal itu Karena diantara adab didalam menuntut ilmu adalah TIDAKLAH ilmu diambil kecuali dari Ulama AHLI SUNNAH, maka TERIMALAH kebenaran darimanapun datangnya, akan tetapi didalam MENUNTUT ilmu maka perhatikanlah darimana ilmu itu diambil, wajib berhati hati memilih tempat pengajian, waspada didalam menghadiri majlis majlis ilmu.
.
✅ Imam Muhammad Ibnu Sirin rahimahullah berkata :
.
إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ، فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ
.
“Sesungguhnya ‘Ilmu ini adalah Agama, maka perhatikanlah darimana kalian mengambil agama kalian” (Muqaddimah shahih Muslim)
.
✅ Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda :
.
سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي نَاسٌ يُحَدِّثُونَكُمْ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلا آبَاؤُكُمْ، فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ.
.
“Akan muncul pada akhir jaman sekelompok manusia yang akan menceritakan hadits kepada kalian dengan sesuatu yang tidak pernah kalian mendengarnya demikian juga bapak-bapak kalian. Maka berhati-hatilah kalian dari mereka.” (Syarah Sunnah, Al Baghawi no 107, Muqaddimah shahih Muslim, hal. 6)
.
✅ Menuntut ilmu dari ahli bid’ah berkonsekwensi menyalahi prinsip agama yaitu menghajer dan memboikot ahli bid’ah.
.
✅ Al-Imam Al-Baghawi Rahimahullah menyebutkan kesepakatan ulama salaf dalam memboikot ahlul bid’ah, beliau berkata:
.
وَقَدْ مَضَتِ الصَّحَابَةُ وَالتَّابِعُونَ وَأَتْبَاعُهُمْ، وَعُلَمَاءُ السُّنَّةِ عَلَى هَذَا مُجْمِعِينَ مُتَّفِقِينَ عَلَى مُعَادَاةِ أَهْلِ الْبِدْعَةِ، وَمُهَاجَرَتِهِمْ.
.
“Dan telah berlalu para shahabat, tabi’in, dan pengikut mereka, serta ulama sunnah atas perkara ini, yaitu mereka bersepakat untuk memusuhi ahlul bid’ah dan meninggalkan mereka.” (Syarhus Sunnah 1/227)
.
✅ Al-Imam Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah berkata :
.
ثلاثة لا يؤخذ عنهم: المتهم بالكذب، وصاحب بدعة يدعو إلى بدعته، والرجل الغالب عليه الوهم والغلط.
.
“Tiga (jenis manusia) yang tidak diambil (ilmunya) dari mereka, yaitu: Orang yang tertuduh melakukan kedustaan, Pelaku kebid’ahan yang menyeru kepada bid’ahnya, dan seseorang yang cenderung keliru dan salah” (Syarah ‘ilal At Tirmidzi 1/110)
.
✅ Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata,
.
أَخْزَى اللَّهُ الكَرَابِيْسِي، لاَ يُجَالَسُ وَلاَ يُكَلَّمُ ، ولا تكتب كتبه، ولا تجالس من يجالسه.
.
“Semoga Allah menghinakan al-Karobisi (salah satu tokoh Ahli Bid’ah), tidak boleh dijadikan teman duduk, tidak boleh diajak bicara, tidak boleh disalin kitab-kitabnya, dan kami tidak duduk bersama orang yang duduk dengannya.” (Al Masaail riwayat Ibnu hani An Naisaburi 3/154)
.
✅ Abdul Wahhab Al-Khaffaf rahimahullah berkata,
.
مررت بعمرو بن عبيد وحده فقلت : مالك تركوك قال : نهى الناس عن ابن عون فانتهوا
.
“Aku melewati Amr bin Ubaid (tokoh mu’tazilah) sedang duduk sendirian. Maka aku bertanya kepadanya, “apa yang terjadi denganmu sehingga manusia meninggalkanmu?’ Ia menjawab, ‘Ibnu ‘Aun (ulama sunnah) telah melarang manusia dariku, maka mereka pun pergi (meninggalkanku).” (Mizanul I’tidal 3/274)
.
✅ Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata,

مَنْ سَمِعَ مِنْ مُبْتَدِعٍ لَمْ يَنْفَعْهُ اللَّهُ بِمَا سَمِعَ وَمَنْ صَافَحَهُ فَقَدْ نَقَضَ الإِسْلَامَ عُرْوَةً عُرْوَةً
.
“Barangsiapa mendengar dari ahli bid’ah, maka Allah tidak akan memberi manfaat dengan apa yang ia dengar. dan barangsiapa berjabatan tangan dengannya, maka sungguh ia telah melepas Islam seutas demi seutas.” (Al-Jami’ Li AKhlaqi Ar-Rawi 1/138 hal.163)
.
✅ Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata :
.
مَنْ أَحَبَّ صَاحِبَ بِدْعَةٍ، أَحبَطَ اللهُ عَمَلَهُ، وَأَخْرَجَ نُوْرَ الإِسْلاَمِ مِنْ قَلْبِهِ، لاَ يَرْتَفِعُ لِصَاحِبِ بِدْعَةٍ إِلَى اللهِ عَمَلٌ، نَظَرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجلُو القَلْبَ، وَنَظَرُ الرَّجُلِ إِلَى صَاحِبِ بِدْعَةٍ يُورِثُ العَمَى، مَنْ جَلَسَ مَعَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ لَمْ يُعْطَ الحِكْمَةَ.
.

Barang siapa yang mencintai ahlil bid’ah maka gugurlah amalannya, keluar cahaya islam dari dalam hatinya, ahli bid’ah amalannya tidak akan naik (diterima), seorang mukmin ketika melihat saudaranya yang mukmin akan membeningkan hati, sementara melihat ahli bid’ah akan mengakibatkan kebuataan (hati) dan barang siapa yang duduk dengan ahli bid’ah maka tidak akan diberi hikmah (ilmu)” (Siyar A’lam an Nubala 8/435)
.
✅ Al-Qahthani berkata dalam bait sya’ir Nuniyah nya,
.
لا يصحب البدعي إلا مثله … تحت الدخان تأجج النيران
.
” Tidaklah berteman dengan ahli bid’ah kecuali orang yang sepertinya …di bawah asap ada api yang berkobar “ (An Nuniyah, hal. 45)
.
Oleh karena itu, janganlah mengambil ilmu dari ahli bid’ah dan orang-orang yang menyimpang atau memiliki penyakit di dalam hatinya. Karena mengambil ilmu dari mereka akan mewariskan penyimpangan dari al-haq baik disadari ataupun tidak.
.
✅ Bundar Ibnul Husein rahimahullah berkata,
.
صُحْبَةُ أَهْلِ الْبِدَعِ تُورِثُ الْإِعْرَاضَ عَنِ الْحَقِّ
.
“Berteman dengan ahli bid’ah akan mewariskan berpalingnya dari kebenaran.” (As-Siyar 16/106)
.
Maka didalam menuntut ilmu syari’at ini tidak dibenarkan berprinsip ambil ilmu dari siapa saja, lalu ambil yang baiknya dan buang yang buruknya, karena bagaimana mungkin kita mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk, sementara ilmu kita tidak kokoh karena bercampur aduknya pemahaman yang hak dan yang bathil. (Dinukil dari kitab An Nubadz Fi Adabi Tholabil ‘Ilmi, hal. 17-20, karya Syaikh Hamad Ibrahim Al-‘Utsman hafidzahullah)

Disusun : Abu Ghozie As Sundawie

Repost, Ruqyah QHI Klaten

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERAPI PROMIL (Program Kehamilan) Rumah Sehat Holistik Asy Syifa Klaten

RAHASIA 'AIN DAN HASAD

TANDA-TANDA GANGGUAN JIN AKAN SEGERA HILANG